Gelar Karya P5 dan Pentas Seni SMATAQ 2024


Wonosobo - Gedung Olah Raga (GOR) SMA Takhasus Al Quran (SMATAQ) Kalibeber, Wonosobo Rabu (15/5) mendadak berubah menjadi Pasar Kuliner dan jadi Pasar Seni.

Pemandangan itu muncul sejak Rabu pagi, sedikitnya 800 siswa SMATAQ kelas X dan XI, tampak sibuk dengan aktifitas masing masing. Saat kita masuk ke lingkungan sekolah yang terintegrasi dengan pesantren itu, tiap ruang kelas tampak siswa ada yang sibuk berdandan dengan beragam jenis pakaian tari, di ruang kelas yang lain, hidung kita akan disuguhi aroma makanan dan minuman dari berbagai daerah di Indonesia. Tampak siswa dengan alat dapurnya, bekerjasama memasak dan menyajikan makanan hasil olahanya.

Makanan itu, umumnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, ada nasi megono, siomay, soto dan berbagai jenis makanan lain. Sekitar pukul 10.00 WIB, aktivitas siswa bermuara di GOR sekolah tersebut, ruangan besar tersebut telah berdiri stand-stand jualan makanan hasil karya siswa. Di sudut utara berdiri panggung besar, puluhan kelompok tari, tampak antre untuk mempertunjukan kepiawaian mereka dalam menari daerah. Beberapa tarian yang disuguhkan meliputi tari asal Jawa, Bali, Kalimantan, Lampung, Sunda dan berbagai tarian di Indonesia. Tak hanya itu, pertunjukan juga diisi dengan monolog teater, drama dan ragam kesenian khas Indonesia.


Kepala SMA Takhassus Al Quran Kalibaber Wonosobo Fatma Ainie mengatakan, GOR sekolahnya disulap oleh para siswa dalam rangka pelaksanaan Projek Penguata Profile Pelajar Pancasila (P5) bertema Bhineka Tunggal Ika dan Kewirausahaan. "Siswa bekerjasama untuk melaksanakan belajar wirausaha sekaligus memahami dan mengenali kebudayaan Indonesia,"katanya.

Dalam kegiatan ini, kata Aini, seikitnya 800 siswa terlibat dari kelas X dan XI. Tiap kelas dibagi menjadi dua kelompok untuk bekerjasama mempelajari jenis tarian dan kebudayaan nusantara, kemudian kelompok satunya lagi memahami kuliner khas nusantara. "Agar memahami secara dalam, siswa membuat kelompok merumuskan jenis tarian bagi kelompok seni,"katanya.

Untuk memahamkan tentang kuliner nusantara dan kewirausahaan, kata Aini, siswa kelas XI dibagi dalam beberapa kelompok membuat kelompok wirausaha berupa kuliner nusantara. "Kita sudah mempersiapkan sekitar tiga pekan, anak anak riset tentang kuliner, memasak, menyajikan hingga menjual hari ini,"katanya.

Sebagai stimulan, kata Aini, tiap kelompok diberikan modal Rp.150 ribu. Apabila modal kurang siswa diminta berinisiatif gotong royong. Hasil dari penjualan juga dikelola oleh siswa.

"Acara ini akan berlangsung dua hari, hari ini hari pertama. Anak anak bersibuk memasak dan jualan,"katanya.

Naila siswa asal Jakarta yang tampak tengah sibuk melayani pembeli di stannya bercerita, warungnya jualan nasi megono khas Wonosobo dan Es Ketan Khas Kendal Jateng. Makanan yang dijual tersebut, hasil dari masakan kelompoknya. Hingga siang hari, dari modal memasak Rp.300 ribu sudah mendapatkan uang Rp.500 ribu.

"Kalau kita hitung laba sih, hari ini kita akan belanja lagi untuk bahan masak lagi jualan besok,"katanya.

Untuk memberikan motivasi dan kompetisi, Stand penjualan dan pertunjukan kelompok seni siswa dilalukan penjurian. Tujuanya sebagai evaluasi sekaligus peningkatan mutu siswa dalam memahami seni budaya nusantara dan kuliner Indonesia.

Source : www.jatengzone.com